Selasa, 22 Maret 2011

Etika Instant Messaging (IM) di Tempat Kerja

Etika Messaging Di Tempat kerja

Jika sebelumnya ada anggapan umum yang melihat bahwa IM adalah salah satu bentuk interupsi dalam pekerjaan yang akan mengalihkan konsentrasi karyawan, sebuah penelitian yang dilakukan Professors R. Kelly Garrett (School of Communication Ohio State University ) dan James N. Danziger (School of Social Sciences University of California, Irvine) justru menyebutkan bahwa komunikasi justru akan semakin efisien dengan bantuan IM. Setiap percakapan seputar pekerjaan dilakukan lebih singkat sehingga karyawan terhindar dari obrolan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

Jika Anda adalah salah satu pengguna aktif IM di tempat kerja, ada beberapa rambu-rambu yang harus dipatuhi agar media komunikasi baru ini tetap menjaga courtesy atau etika sopan santun.
Instant Messaging atau yang sering disingkat jadi IM sudah jadi salah satu alat komunikasi yang lazim dipakai untuk kepentingan pribadi maupun kebutuhan korporasi. Siapa yang sekarang tidak punya Yahoo id atau MSN? Kedua IM ini adalah jenis yang cukup populer digunakan baik untuk sekedar chatting dengan teman atau komunikasi soal pekerjaan.

Karena alasan kepraktisan dan kemudahannya, tak jarang manajemen perusahaan justru mengarahkan karyawannya untuk menggunakan YM, MSN ataupun aplikasi / software messaging lainnya sebagai alat komunikasi di kantor dibandingkan dengan menggunakan telepon. Dengan kata lain, komunikasi antar karyawan bisa dikelola dengan relatif lebih mudah dengan bantuan IM.

1. Gunakan IM yang diijinkan oleh kantor atau manajemen.

Seringkali perusahaan memiliki peraturan bagi karyawannya dalam pemilihan IM yang bisa digunakan, entah web based maupun portable IM. Pakai perangkat yang disetujui oleh manajemen kantor Anda.

2. Jangan nyelonong aja.

Jika Anda ingin menanyakan sesuatu hal lewat IM kepada rekan kerja Anda, seperti soal laporan keuangan atau lainnya, sebelum masuk ke masalah, selalu tanyakan apakah yang bersangkutan punya waktu atau bisa diajak ngobrol.


3. Jaga agar isi IM Anda singkat dan disampaikan dengan jelas.

Media ini dinamakan ‘instant messaging’ agar penggunanya bisa menyampaikan tujuannya dengan instant, brief dan jelas. Hindari basa-basi yang terlalu lama, langsung ke pokok persoalan agar tujuan dari komunikasi Anda bisa tercapai dengan cepat.

4. Gunakan bahasa yang benar.

Walaupun Anda sudah terbiasa dengan bahasa ‘gaul’ yang umumnya diketahui orang, untuk urusan kantor, keep it professional. Gunakan Bahasa Indonesia dan tanda baca yang benar dan hindari singkatan atau istilah yang membingungkan. Ini untuk menghindari timbulnya kesalahpahaman. Pembicaraan akan berlangsung terlalu lama namun tidak menyentuh masalah yang sesungguhnya.

5. Jika percakapan IM Anda terlalu panjang, bertemulah langsung face to face.

Hal ini untuk menjaga efisiensi komunikasi dan menjaga agar tidak ada kesalahpahaman. Gunakan IM untuk menanyakan sesuatu dengan cepat seperti update pekerjaan, kemungkinan untuk rapat atau hal-hal yang bisa direspon dengan relatif cepat.

6. Perhatikan status IM Anda.

Put in your mind bahwa rekan kerja bahkan boss bisa membaca status yang Anda buat. Pasang status ‘aman’ seperti "busy" atau "away" jika Anda sedang tidak ingin diganggu.

Sumber : http://www.jobsdb.co.id/ID/EN/Resources/JobSeekerArticle/etika%20IM%20di%20kantor?ID=299

Etika Profesi Tukang Calo Karcis



Banyak yang bilang kita jangan menggunakan jasa calo untuk mempermudah sesuatu seperti misal beli tiket kereta/bis. beda kasus kalau kita sedang butuh sekali, maka calo pun jadi. mustinya kata orang kalau ada calo kita lapor ke pihak yang berwenang. gimana enaknya ya? apa kita beli dulu tiketnya lalu kita laporin?

Waktu itu saya mengantar teman yang akan ke Bandung. Sampai di loket ternyata karcis sudah habis. Tak lama datang seorang calo menawarkan tiket.. Untuk transaksi dia mengajak kami ke belakang stasiun. Tawar menawat terjadi dan tercapailah kesepakatan harga.

Teman saya mengeluarkan selembar uang 50 ribuan, calo pun memegang selembar uang 50 ribuan. Di tempat tersebut ada juga 2 orang teman calo tersebut yang menyaksikan transaksi. Saya hanya mengamati saja transaksi yang terjadi. Dalam pengamatan saya, terjadi penyerahan uang dari teman saya kemudian diserahkan lagi oleh calon ke teman saya, kemudian diambil lagi oleh calo itu. Ini terjadi beberapa kali sambil bicara tentang uang kembalian.

Ada beberapa saat dimana saya tidak konsentrasi mengamati proses yang terjadi karena membalas sms. Entah bagaimana prosesnya, tiba-tiba teman saya diminta lagi untuk mengeluarkan uang karena dari katanya uang yang bolak-balik itu adalah uang si calo. Teman saya kelihatan sangat bingung karena merasa sudah mengeluarkan uangnya, demikian juga saya. Tetapi mereka tetap ngotot bahwa teman saya belum mengeluarkan  uang.
Akhirnya karena waktu berangkat yang sudah semakin dekat, teman saya mengalah dan mengeluarkan lagi selembar 50 ribuan. Sang calo pun menerima uang tersebut dan menyerahkan kembalian. Transaksi selesai.Peristiwa ini cukup membekas buat saya, karena begitu pandainya mereka memperdaya teman saya. Saya tidak tahu apakah itu adalah hipnotis atau hanya teknik penipuan biasa.
Pelajaran dari peristiwa itu:  kewaspadaan adalah hal yang paling utama dalam kehidupan yang semakin keras ini.

  Referensi :