Selasa, 22 Maret 2011

Etika Profesi Tukang Calo Karcis



Banyak yang bilang kita jangan menggunakan jasa calo untuk mempermudah sesuatu seperti misal beli tiket kereta/bis. beda kasus kalau kita sedang butuh sekali, maka calo pun jadi. mustinya kata orang kalau ada calo kita lapor ke pihak yang berwenang. gimana enaknya ya? apa kita beli dulu tiketnya lalu kita laporin?

Waktu itu saya mengantar teman yang akan ke Bandung. Sampai di loket ternyata karcis sudah habis. Tak lama datang seorang calo menawarkan tiket.. Untuk transaksi dia mengajak kami ke belakang stasiun. Tawar menawat terjadi dan tercapailah kesepakatan harga.

Teman saya mengeluarkan selembar uang 50 ribuan, calo pun memegang selembar uang 50 ribuan. Di tempat tersebut ada juga 2 orang teman calo tersebut yang menyaksikan transaksi. Saya hanya mengamati saja transaksi yang terjadi. Dalam pengamatan saya, terjadi penyerahan uang dari teman saya kemudian diserahkan lagi oleh calon ke teman saya, kemudian diambil lagi oleh calo itu. Ini terjadi beberapa kali sambil bicara tentang uang kembalian.

Ada beberapa saat dimana saya tidak konsentrasi mengamati proses yang terjadi karena membalas sms. Entah bagaimana prosesnya, tiba-tiba teman saya diminta lagi untuk mengeluarkan uang karena dari katanya uang yang bolak-balik itu adalah uang si calo. Teman saya kelihatan sangat bingung karena merasa sudah mengeluarkan uangnya, demikian juga saya. Tetapi mereka tetap ngotot bahwa teman saya belum mengeluarkan  uang.
Akhirnya karena waktu berangkat yang sudah semakin dekat, teman saya mengalah dan mengeluarkan lagi selembar 50 ribuan. Sang calo pun menerima uang tersebut dan menyerahkan kembalian. Transaksi selesai.Peristiwa ini cukup membekas buat saya, karena begitu pandainya mereka memperdaya teman saya. Saya tidak tahu apakah itu adalah hipnotis atau hanya teknik penipuan biasa.
Pelajaran dari peristiwa itu:  kewaspadaan adalah hal yang paling utama dalam kehidupan yang semakin keras ini.

  Referensi :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar